Kuliner Khas Buleleng Bali yang Jarang Diketahui

Buleleng, bagian utara Pulau Bali, tidak hanya memikat wisatawan dengan pantai, air terjun, dan budaya uniknya, tetapi juga menyimpan khazanah kuliner khas Buleleng yang jarang diketahui banyak orang. Kuliner-kuliner ini mencerminkan tradisi, sumber bahan lokal, dan kreativitas masyarakat setempat untuk memanfaatkan hasil alam sekitar. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa makanan dan minuman tradisional Buleleng yang patut dicoba — terutama bagi kamu yang suka berburu rasa berbeda dan autentik.

Apa yang Membuat Kuliner Khas Buleleng Itu Spesial?

Pertama, aspek bahan dasar lokal: hasil laut, sayuran liar, rempah-rempah, hingga ikan asin dan kacang-gude. Kedua, gaya memasaknya yang masih mempertahankan cara tradisional — misalnya menggunakan api kayu, pengolahan sederhana namun tekstur dan rasanya sangat kaya. Ketiga, kuliner ini tidak banyak ditemukan di restoran besar atau dalam menu wisata mainstream — membuatnya eksklusif dan memberi pengalaman baru bagi siapa saja yang datang ke Buleleng.

Daftar Kuliner Khas Buleleng yang Jarang Diketahui

1. Blayag

Blayag adalah salah satu kuliner khas Buleleng paling terkenal, dan meski sering disebut, rasanya tetap unik sehingga layak disebut sebagai makanan yang jarang diketahui secara mendalam. Blayag dibuat dari ketupat atau lontong yang dipotong-potong, dibungkus daun janur atau daun kelapa, lalu disiram dengan kuah kuning khas Bali (base genep). Beberapa pelengkap seperti suwiran ayam, kelapa parut berbumbu, kacang goreng, urap sayuran, dan kerupuk ceker ayam menambah kekayaan tekstur.

2. Jukut Undis

Jukut Undis adalah sayur berkuah yang terbuat dari kacang gude (kadang disebut kacang undis) — sejenis kacang berbentuk kecil mirip kedelai tetapi berbeda warna dan rasa. Kuahnya ringan dan biasanya disajikan sebagai pelengkap nasi campur atau urap. Karena bahan bakunya agak sulit didapat di luar wilayah Buleleng, jukut undis jadi salah satu kuliner khas yang langka bagi wisatawan.

3. Sudang Lepet

Nama “sudang lepet” mungkin belum akrab di luar Buleleng. Sudang lepet dibuat dari ikan asin, diproses sedemikian rupa hingga menghasilkan cita rasa gurih yang khas, tidak terlalu asin seperti ikan asin biasa. Produksinya terbatas, salah satu daerah penghasil utama adalah Desa Sangsit. Karena produksi dan distribusi yang terbatas, tidak banyak tempat sehari-hari yang menjualnya.

4. Siobak (Syobak Khe Lok)

Siobak — kadang juga disebut Syobak Khe Lok — adalah masakan yang memadukan daging babi, jeroan, lemak, bahkan usus, dengan bumbu khas seperti tauco, ngo hiang, dan kuah yang agak kental. Tekstur dan aroma bumbunya sangat kuat, menjadikan Siobak sebagai sebuah pengalaman kuliner yang berbeda dibandingkan masakan Bali lainnya. Karena bahan seperti babi dan jeroan, mungkin tidak semua orang mencoba, tetapi bagi yang terbuka, ini adalah salah satu kuliner khas Buleleng paling otentik.

5. Sate Kakul

Sate Kakul dibuat dari kakul — sejenis kerang darah kecil yang biasanya ditemukan di area sawah atau sungai. Daging kakul direbus terlebih dahulu, ditusuk, kemudian dipanggang seperti sate. Rasanya unik karena tekstur kerang dan bumbu sate tradisional yang digunakan. Karena bahan yang spesifik dan pasokan yang terbatas, sate kakul termasuk kuliner langka dibandingkan sate-sate lain.

6. Masakan Sayur Buangit

Sayur Buangit adalah sayur asam khas Buleleng yang menggunakan daun “buangit” sebagai salah satu bahan utama. Ditambah bahan seperti sayuran lokal lainnya dan terkadang kacang kedelai sangrai, membuat sayur ini segar dan ringan, cocok untuk mengimbangi hidangan berat atau pedas. Karena namanya sedikit asing dan sayurnya bukan sayur kebanyakan, banyak wisatawan yang belum mencicipi.

7. Bubuh Cina & Mengguh Kedongkol

Bubuh Cina adalah bubur beras yang dicampur mie, sayur, dan disajikan dengan kacang tanah — sebuah perpaduan simpel tapi mengenyangkan. Sementara Mengguh Kedongkol adalah variasi bubur yang disertai ubi jalar, sayur kacang panjang, kecambah, potongan ayam rebus, dan bumbu kacang. Kedua makanan ini paling nikmat dinikmati di pagi hari saat cuaca dingin atau di desa-desa tradisional Buleleng.

8. Nasi Jambal

Nasi Jambal adalah hidangan nasi yang dicampur dengan jagung dan kacang merah, biasanya disajikan dengan sayur urap, lauk ikan goreng atau perkedel jagung. Kombinasi bahan ini memberikan rasa gurih dan tekstur ganda antara nasi dan jagung.

9. Jaje Gambir & Dodol Buleleng (Oleh-Oleh)

Selain makanan berat, Buleleng juga punya jajanan dan oleh-oleh khas yang jarang ditemukan di tempat wisata umum. Contohnya jaje gambir dan dodol Buleleng. Proses pembuatannya yang tradisional membuat rasa dan aroma tetap kuat, dan biasanya dijadikan buah tangan setelah wisata kuliner di daerah Buleleng.

Kapan & Dimana Menikmatinya

Beberapa kuliner khas Buleleng yang jarang diketahui hanya muncul di waktu tertentu atau daerah tertentu. Contohnya:

  • Blayag banyak dijual pagi hari di pasar tradisional, Pasar Anyar Buleleng, atau di warung pinggir jalan di Singaraja.
  • Sudang Lepet paling mudah ditemui di Desa Sangsit.
  • Siobak sering ditemukan di warung-warung khas di sekitar pelabuhan dan distriksi tradisional Bali Utara.
  • Sate Kakul dan kuliner bahan laut atau rawa lainnya biasanya lebih mudah ditemui di pantai, desa pesisir, dan di pasar pagi di desa-desa.

Tantangan Pelestarian Kuliner Langka

Beberapa hal yang membuat kuliner khas Buleleng langka adalah persediaan bahan baku yang tidak reguler, ukuran produksi kecil, tidak banyaknya promosi, dan kadang kurangnya dokumentasi resmi. Selain itu, generasi muda banyak beralih ke makanan cepat saji sehingga beberapa resep tradisional terancam terlupakan.

Tips untuk Wisata Kuliner di Buleleng

Berikut beberapa tips agar pengalaman menjelajah kuliner khas Bulelengmu menjadi semakin berkesan:

  • Datang pagi hari ke pasar tradisional — banyak makanan tradisional mulai dijajakan saat pagi.
  • Bertanya pada penduduk lokal — mereka biasanya tahu warung-warung kecil yang menyimpan resep kuno atau hanya buka saat tertentu.
  • Datang ke desa — beberapa makanan langka hanya dibuat di desa seperti Sangsit, Tejakula, dan kawasan pesisir.
  • Mencicipi juga oleh-oleh lokal agar bisa merasakan kuliner khas non-lauk, mulai dari jajan tradisional hingga kue.

Sebagai penutup, jika kamu berkunjung ke Bali Utara, jangan sampai melewatkan kuliner khas Buleleng ini. Karena selain memuaskan rasa lapar, mencicipi makanan tradisional juga menjadi cara terbaik memahami budaya dan sejarah masyarakatnya.

Baca Juga: Seafood Bali: Surga Cita Rasa Laut di Pulau Dewa

infojalanjalan

Recent Posts

Wisata Pulau Lengkuas Belitung: Surga Bahari dengan Mercusuar Ikonik

Pulau Lengkuas Belitung adalah salah satu destinasi wisata paling terkenal di Kepulauan Bangka Belitung. Dengan…

1 day ago

Mencicipi Mie Lethek Khas Bantul: Kuliner Tradisional yang Legendaris

Jika Anda berkunjung ke Yogyakarta, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi mie lethek Bantul. Mie ini…

4 days ago

Wisata Bogor: 5 Destinasi Alam dan Budaya Paling Seru untuk Liburan Keluarga

Bogor, yang akrab disebut sebagai Kota Hujan, merupakan salah satu destinasi favorit bagi wisatawan yang…

5 days ago

Menjelajahi Goa Jomblang Gunungkidul: Keindahan Alam Tersembunyi di Jogja

Yogyakarta memang terkenal dengan kekayaan budaya dan wisata alamnya. Salah satu destinasi yang kini semakin…

5 days ago

Wisata Kuliner Soto Lamongan Asli: Nikmat, Tradisional, dan Kaya Sejarah

Soto Lamongan Asli adalah ikon kuliner Jawa Timur yang tak pernah gagal memanjakan lidah. Dengan…

1 week ago

10 Manfaat Traveling untuk Kesehatan yang Jarang Disadari

Traveling kerap dianggap sebagai kegiatan rekreasi semata. Namun tahukah Anda bahwa manfaat traveling untuk kesehatan…

2 weeks ago