Dampak Overtourism di Destinasi Wisata dan Cara Mengatasinya
Pernah nggak kamu mengunjungi tempat wisata yang saking ramainya sampai susah jalan atau foto tanpa orang lain di belakangmu? Nah, kondisi seperti itu bisa jadi tanda kalau destinasi tersebut mengalami dampak overtourism di destinasi wisata. Fenomena ini semakin sering terjadi di berbagai negara, terutama setelah pandemi, saat banyak orang ingin kembali traveling tanpa batasan.
Apa Itu Overtourism?
Secara sederhana, overtourism adalah situasi ketika jumlah wisatawan yang datang ke suatu tempat melebihi kapasitas yang bisa ditampung oleh destinasi tersebut secara berkelanjutan. Artinya, ketika infrastruktur, lingkungan, dan masyarakat lokal mulai kewalahan menghadapi lonjakan wisatawan, di situlah masalah mulai muncul.

Contohnya bisa kita lihat di berbagai kota besar dunia. Pemerintah Jepang, misalnya, sampai membentuk badan khusus untuk mengatasi dampak overtourism setelah jumlah wisatawan meningkat tajam pasca pandemi. Dari kemacetan di Kyoto, kerusakan lingkungan di Gunung Fuji, hingga terganggunya kehidupan masyarakat lokal — semuanya jadi bukti bahwa pariwisata yang tidak terkontrol bisa membawa dampak negatif.
Ciri-Ciri Destinasi Wisata Mengalami Overtourism
Menurut Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO), overtourism bukan cuma tentang jumlah pengunjung yang banyak, tapi tentang ketidakseimbangan antara arus wisatawan dan kemampuan suatu tempat untuk mengelolanya. Nah, berikut beberapa tanda destinasi sudah masuk kategori overtourism:
- Kepadatan pengunjung ekstrem – Area wisata terasa penuh sesak hampir setiap saat, bahkan di luar musim liburan.
- Kerusakan lingkungan meningkat – Sampah menumpuk, ekosistem terganggu, dan keindahan alam mulai memudar.
- Warga lokal merasa terganggu – Masyarakat setempat mulai merasa kehidupannya terganggu oleh perilaku wisatawan.
- Harga kebutuhan meningkat – Akibat permintaan tinggi, harga makanan, sewa tempat tinggal, hingga transportasi ikut melonjak.
- Identitas budaya terancam – Tradisi dan kebiasaan lokal perlahan hilang karena mengikuti selera wisatawan.
Kalau tanda-tanda di atas sudah mulai terlihat, itu berarti destinasi tersebut perlu tindakan serius agar pariwisatanya bisa tetap berkelanjutan.
Dampak Overtourism di Destinasi Wisata
Dampak overtourism di destinasi wisata sangat luas, mencakup berbagai aspek mulai dari lingkungan, sosial, hingga ekonomi. Mari kita bahas satu per satu:
1. Dampak Lingkungan
Lingkungan biasanya menjadi korban pertama. Misalnya, Great Barrier Reef di Australia mengalami kerusakan serius akibat pemutihan karang dan aktivitas wisata yang tidak terkontrol. Polusi dari kapal wisata, sampah plastik, hingga sentuhan manusia terhadap karang mempercepat kehancuran ekosistem laut tersebut.

2. Dampak Sosial dan Budaya
Overtourism juga bisa mengikis nilai budaya masyarakat lokal. Di tempat seperti Venesia dan Kyoto, penduduk asli mulai pindah karena merasa tidak nyaman hidup di tengah lautan turis. Sementara itu, budaya dan kebiasaan lokal berubah menjadi atraksi semu yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan industri wisata.
3. Dampak Ekonomi
Meskipun pariwisata menghasilkan pemasukan besar, keuntungannya sering kali tidak dirasakan secara merata. Banyak perusahaan besar atau operator asing yang mendapatkan porsi lebih besar dibanding warga lokal. Akibatnya, masyarakat sekitar destinasi hanya menerima sebagian kecil dari manfaat ekonomi yang dihasilkan pariwisata.

Langkah-Langkah Mengatasi Overtourism
Untungnya, banyak negara dan destinasi wisata kini mulai menyadari bahaya overtourism dan mengambil langkah-langkah nyata untuk menanganinya. Beberapa contohnya antara lain:
- Pembatasan jumlah pengunjung – Seperti yang dilakukan Venesia dengan sistem tiket harian dan pajak wisata.
- Pendidikan wisatawan – Memberikan edukasi agar wisatawan lebih sadar lingkungan dan menghormati budaya lokal.
- Promosi destinasi alternatif – Mengalihkan arus wisata ke tempat lain yang kurang dikenal namun tak kalah indah.
- Kebijakan ramah lingkungan – Mengatur penggunaan transportasi umum, energi bersih, dan pengelolaan sampah di kawasan wisata.
Kota Amsterdam, misalnya, mulai membatasi kapal pesiar besar yang bersandar di pusat kota. Di Jepang, beberapa kuil dan kawasan di Kyoto bahkan ditutup sementara untuk mengembalikan ketenangan warga lokal. Semua langkah ini menunjukkan bahwa keseimbangan antara pariwisata dan kehidupan masyarakat sangat penting.
Peran Wisatawan dalam Mencegah Overtourism
Sebagai traveler, kita juga punya peran penting dalam mencegah dampak overtourism di destinasi wisata. Beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan antara lain:
- Pilih waktu kunjungan di luar musim ramai agar tidak menambah beban pada destinasi populer.
- Gunakan produk lokal seperti penginapan kecil, makanan lokal, dan jasa pemandu lokal agar manfaat ekonomi tersebar merata.
- Hormati budaya setempat dan patuhi aturan yang berlaku di lokasi wisata.
- Kurangi penggunaan plastik sekali pakai untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Kalau semua wisatawan mulai menerapkan kebiasaan bertanggung jawab seperti ini, efeknya bisa sangat besar untuk keberlanjutan pariwisata global.
Menuju Pariwisata yang Lebih Berkelanjutan
Fenomena overtourism memang sulit dihindari sepenuhnya, terutama di era media sosial yang membuat banyak tempat viral dalam waktu singkat. Tapi bukan berarti tidak ada solusi. Pemerintah, pelaku industri, dan wisatawan perlu bekerja sama agar pariwisata tetap menjadi sumber kebahagiaan, bukan masalah.
Pariwisata berkelanjutan menekankan pentingnya keseimbangan: menikmati keindahan alam dan budaya tanpa merusak atau mengganggu kehidupan orang lain. Dengan manajemen yang baik dan kesadaran tinggi dari semua pihak, setiap perjalanan bisa menjadi pengalaman positif — bukan hanya untuk kita, tapi juga untuk lingkungan dan masyarakat lokal.
Baca Juga: Daftar Destinasi Wisata Terpadat di Dunia 2024 dan Alasannya
Kesimpulan
Dampak overtourism di destinasi wisata menjadi pengingat penting bagi semua pihak agar lebih bijak dalam mengelola dan menikmati pariwisata. Jika tidak dikendalikan, overtourism bisa mengancam keberlanjutan lingkungan, budaya, dan ekonomi lokal. Tapi dengan kesadaran kolektif, kebijakan yang tepat, dan perilaku wisata bertanggung jawab, masa depan pariwisata tetap bisa cerah dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.




You must be logged in to post a comment.